Senin, 09 Februari 2009

Gubernur Jawa Barat 2003-2008

Gubernur Jawa Barat (2003-2008) Drs H Danny Setiawan, MSi lahir di Purwakarta 28 Agustus 1945. Dia seorang birokrat alumni APDN Bandung (1968) dan IIP Malang (1973) dan S2 - Kebijakan Publik UNPAD Bandung (2000) yang merintis karir dari Camat Cimarga Kabupaten Lebak (1968 – 1969) sampai menjabat Sekretaris Daerah Propinsi Jawa Barat (1998 – 2003) sebelum teriplih menjadi Gubernur Jawa Barat.

Jabatan pemerintahan yang pernah diembannya adalah Wakil KPS Ransiki, Kababupaten Manokwari, Irian Barat; Kabag Pemertintahan Setwilda Tk II Lebak (1973 – 1977); Sekwilda Kabupaten Lebak (1977 – 1984); Kabid. Sosbud BAPPEDA Tk.I Jawa Barat (1984 – 1988); Karo Keuangan Setwilda Tk.I Jawa Barat (1988 – 1990); Karo Pembangunan Daerah Setwilda Tk.I Jawa Barat (1990 – 1994); Kepala Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Jawa Barat (1994 – 1997); Asisten Administrasi Pembangunan Setwilda Tk.I Jawa Barat (1997 – 1998).

Suami dari Hj. Rinania Sastrawiguna juga pernah menempuh pendidikan di Sekolah Perwira Cadangan SEPACAD ABRI, Rindam VIII Brawijaya 1998.

Sepanjang karirnya, Danny telah meraih beberapa penghargaan. Di antaranya: 1969 Piagam Penghargaan dari Bupati Manokwari; 1977 Piagam Penghargaan PEMILU dari Mendagri; 1983 Piagam Penghargaan Pembebasan Irian Barat (PEPERA) dari Presiden RI; 1983 Penghargaan dari BKKBN; 1983 Piagam Penghargaan sebagai Sekwilda dari Bupari Lebak; 1990 Piagam Penghargaan dari Pengurus KONI Jawa Barat; 1998 Piagam Bhakti Koperasi, Pengusaha kecil dan menengah dari Menteri Koperasi & UKM; 1998 Piagam Penghargaan Satya Lencana Karya Satya dari Presiden RI; 1999 Piagam Penghargaan Pengabdian 30 tahun dari Gubernur Jawa Barat; 2000 Piagam Penghargaan Satya Lencana Wisakarya dari presiden RI; 2004 Satya Lencana Wirakarya Bidang Koperasi dari Presiden RI; 2005 Penghargaan Bidang Pendidikan dari Mendiknas.

Bung Tomo Sang Teladan

Lagi, contoh kehidupan seorang pejuang yang patut menjadi suri tauladan kita. Memperingati Hari Pahlawan 10 Nopember, mengingatkan kita pada sosok seorang pemuda yang mampu mengobarkan semangat perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan dari upaya penjajahan kembali oleh Belanda.

Bung Tomo. Siapapun bangsa ini mengenal nama harum beliau. Di usia yang belum genap 25 tahun beliau sudah menjadi seorang pemimpin. Dan ketika wafat pada tahun 1981 saat menunaikan ibadah Haji di Tanah Suci Mekkah, beliau tidak dimakamkan di jazirah Arab, tidak pula dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, melainkan di pemakaman umum di Jalan Ngagel, Surabaya.

Semangat perjuangan dan kesederhanaan.
Kini, dapatkah kita mencontoh beliau ? Tidak perlu semua, mungkin cukup 1 (satu), yakni: TIDAK KORUPSI

Renungan:
Jika korupsi masih merajalela, maka negeri ini akan sulit bangkit dari keterpurukan. Tak perlu menunggu para pemimpin tidak korupsi, kitapun sebagai rakyat jelata mampu melakukannya bersama-sama. Hanya dengan satu niat dan satu tindakan: tidak korupsi !!!